METODE PERSALINAN
PERSALINAN NORMAL
Jenis
persalinan ini adalah jenis persalinan yang terbaik, bahkan bisa dikatakan
bahwa seorang ibu bukanlah ibu sejati jika tidak melahirkan bayinya secara
normal, karna mengingat berabagai dampak positif yang dihasilkan dari proses
persalinan ini. dan untuk melakukan persalinan ini setidaknya ada 3 hal utama
yang perlu diperhatikan, yaitu : kekuatan mengejan sang ibu, keadaan jalan
lahir, dan juga keadaan janin. Adapun prosesnya adalah mengeluarkan bayi dengan
tanpa alat bantu apapun melalui alat vital sang ibu.
PERSALINAN DENGAN VAKUM
Persalinan dengan bantuan vakum pada
dasarnya tergolong sebagai persalinan normal, hanya saja dibantu dengan alat
berupa vakum. Vakum atau ekstrasi vakum adalah alat penghisap berbentuk cup
yang digunakan untuk menarik keluar bayi dengan perlahan dan lembut. Cara
kerjanya hampir seperti vacuum cleaner tetapi prosesnya lebih manusiawi. Cara
penggunaan vakum adalah dengan meletakkan vakum di atas kepala bayi. Alat ini
menggunakan tenaga pompa atau listrik. Vakum dinyalakan pada saat ibu mengejan
dan mulut rahim sudah terbuka penuh, serta kepala bayi sudah berada di bagian
bawah pinggul.
Vakum hanya akan dilakukan jika terdapat beberapa
kemungkinan buruk, di antaranya adalah :
- Membahayakan
kesehatan dan nyawa ibu dan anak.
- Proses
persalina yang lama sehingga ibu kehabisan tenaga.
- Ibu mengalami
hipertensi (preeklamsia).
- Gawat janin
yang ditandai dengan denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau
melambat mencapai 80 kali permenit (bayi kekurangan oksigen).
PERSALINAN DENGAN FORCEP
Persalinan
dengan bantuan alat berupa forsep ini dilakukan apabila mengalami kesulitan
akibat kondisi ibu yang tidak bagus, misalnya terkena serangan jantung, asma,
atau keracunan kehamilan dan dapat membahayakan nyawa ibu dan anak. Forsep
adalah adalah salah satu alat bantu untuk menarik kepala bayi pada proses
persalinan normal. Forceps berbentuk mirip seperti tang (berbentuk U), memiliki
sisi kanan dan kiri yang sedikit melengkung dan memiliki gagang panjang.
Forceps adA dua sendok yaitu sendok kanan dan sendok kiri.
Sendok kanan dipegang di tangan kanan penolong
persalinan dan dipasang di sebelah kanan Ibu. Sendok kiri dipegang di tangan
kiri penolong persalinan dan di pasang di sebelah kiri Ibu. Berbeda dengan
vakum, persalinan dengan alat bantu forceps bisa dilakukan tanpa bantuan Ibu..
Persalinan dengan forsep ini dapat dilakukan meskipun ibu tidak mengejan.
Caranya adalah dengan meletakan forsep di antara kepala bayi dan memastikan itu
terkunci dengan benar, artinya kepala bayi dicengkeram dengan kuat dengan
forsep. Kemudian forsep akan ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan
terlalu kuat. Dan persalinan forsep biasanya membutuhkan episiotomy.
PERSALINAN DI DALAM AIR
Metode persalinan ini kurang begitu populer, namun
telah ada sebagian ibu yang melahirkan dengan metode ini. Metode ini dianggap
sebagai metode persalinan normal terbaik karena mempunyai beberapa efek
positif, baik bagi ibu maupun bayinya.
Cara melakukan persalinan di air adalah sebagai
berikut :
- Dilakukan di
dalam sebuah kolam dari plastik berukuran 2 meter atau bath tube.
- Pada alas
kolam diusahakan ada benjolan-benjolan agar posisi tidak merosot.
- Pompa
pengatur air agar tetap bersikulasi - Pengatur suhu (water heater) untuk
menjaga air tetap hangat
- Termometer
untuk mengukur suhu.
- Kolam yang
sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu
tubuh, sekitar 36-37 celcius agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang
ekstrem antara di dalam perut dan di luar.
Namun dalam melakukan persalinan di dalam air ini
harus tetap dalam pengawasan medis, dan harus berkonsultasi terlebih dahulu
sebelum melakukannya. Karena tentunya dokter mempunyai pertimbangan yang bijak
untuk kebaikan ibu. Seorang ibu tidak boleh melahirkan di dalam air apabila :
ibu sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, panggul ibu kecil,
dan bayi sungsang atau melintang.
PERSALINAN CAESAR
Proses
operasi Caesar yaitu sayatan horizontal (mendatar) pada kulit diperut bagian
bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung situasi dan penyulit saat
operasi dilakukan, biasanya otot perut tidak perlu dipotong. Selanjutnya
dilakukan insisi/sayatan pada rahim, cairan amnion diisap, dan bayi ditarik
keluar dengan hati-hati. Biasanya oprasi ini dilakukan oleh dua orang dokter,
seorang dokter ahli obstetri dan seorang dokter asisten. Ketika bayi keluar,
tali pusat dijepit dan dipotong, lalu plasenta dikeluarkan, dan rahim diperiksa
secara menyeluruh. Jika tidak ada riwayat operasi caesar yang menyebabkan
perletakan pada rahim atau pengangkatan tumor dirahim sebelumnya, maka sampai
pada tindakan ini diperlukan sekitar waktu 15 menit. setelah bayi lahir,
plasenta dikeluarkan. Setelah bayi dan plasenta lahir, dokter akan menjahit
jaringan yang dipotong tadi. Diperlukan waktu sekitar 30 menit, total tindakan
memakan waktu sekitar 60 menit. Jika Anda pernah dioperasi caesar sebelumnya
waktu yang dibutuhkan lebih lama, tergantung situasi dan dokter yang menangani
Anda. Pada persalinan kembar, butuh waktu 5 menit setiap kali mengeluarkan
bayi.
Namun sebaiknya bagi para ibu untuk tidak memilih persalinan
jenis ini karena terdapat banyak kerugian yang bisa muncul di akibatkan oleh
proses kelahiran ini diantaranya adalah :
- Masalah baru
seputar operasi
- Muncul resiko
alergi dan infeksi
- Pendarahan
akan lebih tinggi
- Biaya
kelahiran ‘membengkak’
- Resiko Caesar
kembali Hingga Kemandulan
- Pemberian ASI
yang tertunda
- Resiko
terjadinya human error
Komentar
Posting Komentar